Mukjizat
Bermacam-macam mukjizat para rasul dan nabi-nabi Allah,yang
kita kenal adalah mukjizat nabi Nuh nabi Sulaiman yang menguasai bahasa burung
menuasi jin-jin dan lain-lain, nabi Yusuf menta’wil impian, Nabi musa tongkat menjadi ular,tangan mengeluarkan sinar
dan lain-lain , nabi isa menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit asal,
menceritakan makanan yang akan di makan ( tersimpan ) dan lain-lain , nabi Muhammad
tangan mengeluarkan air wudhu, membelahbulan dan lain-lain dan masih banyak
lagi mukjizat – mukjizat dari para nabi dan rasulullah.
Apa tu mukjizat
Menurut Wikipedia mu'jizat atau mujizat (Arab معجزة, Baca Mu'jizah) adalah perkara yang di luar kebiasaan, yang
dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, untuk membuktikan
kebenaran kenabian dan keabsahan risalahnya.
Etimologi
Kata mukjizat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti
melemahkan, dari kata ‘ajaza (lemah). Dalam aqidah Islam mukjizat dimaknakan
sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan yang digunakan untuk
mendukung kerasulan seorang rasul, sekaligus melamahkan lawan-lawan para rasul.
Pengertian ini terkait dengan kehadiran seorang nabi atau rasul. Nabi dan rasul
di dalam menyampaikan ajarannya selalu mendapatkan tantangan dari
masyarakatnya. Misalnya, ajarannya dianggap obrolan bohong, bahkan dianggap sebagai
tipu daya (sihir). Untuk membuktikan kerasulan tersebut sekaligus membantah
tuduhan para penantangnya, lalu nabi diberi kelebihan (mukjizat) berupa
peristiwa besar yang luar biasa. Peristiwa inilah yang disebut dengan mukjizat.
Mukjizat dalam Islam
Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia
yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para
rasul yang diberikan oleh Allah kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada
seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai
mukjizat melainkan karomah. Kemudian ada pula istilah irhasat dan khawariq,
irhasat adalah pertanda yang terjadi untuk menunjukkan tanda kelahiran seorang
nabi (sebelum kenabian). Sedankan khawariq adalah kejadian yang terjadi dalam
keadaan yang luar biasa.
Mukjizat biasanya berisi tentang tantangan terhadap hal-hal
yang sedang menjadi trend pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut. Misalnya
pada zaman Musa, trend yang sedang terjadi adalah ilmu sihir maka dengan mukjizat
tongkat Musa bisa berubah menjadi ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain
yang ada di sekitarnya. Juga pada zaman Isa, trend yang sedang berkembang
adalah ilmu kedokteran dan pengobatan, maka pada saat itu mukjizat Isa adalah
bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal yang merupakan puncak dari ilmu
pengobatan.
Demikian juga pada zaman Muhammad, trend yang sedang
berkembang adalah ilmu sastra. Maka disaat itulah dirunkan Al-Qur'an sebagai
mukjizat Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis tapi
bisa menunjukkan Al-Quran yang diyakini oleh umat Muslim, memiliki nilai sastra
tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna
yang terkandung di dalamnya sehingga Al-Quran dapat terus digunakan sebagai rujukan
hukum yang tertinggi sejak zaman masa hidup nabi sampai nanti di akhir zaman.
Mukjizat al-qur’an pada Nabi Muhammad
Kelahiran ilmu kalam di dalam Islam mempunyai implikasi
lebih tepat untuk di katakan sebagai kalam. Di dalam kalam, dimana tokoh-tokoh
ilmu kalam ini mulai tampak ketika membicarakan kemakhlukan Qur’an maka
pendapat dan pandangan mereka berbeda-beda dan beraneka ragam.[[6]]
Abu Ishaq Ibrahim
an-Nizam dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, kemukjizatan Qur’an
adalah dengan cara sirfah (pemalingan). Arti sirfah dalam pandangan an-Nizam
ialah bahwa Allah memalingkan orang-orang Arab untuk menentang Qur’an, padahal
sebenarnya mereka mampu menghadapinya. Pendapat tentang sirfah ini batil dan di
tolak oleh Qur’an sendiri. Dalam fimanNya :
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ
وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ
بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا * سورة الاسراء 88
Artinya : Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian
yang lain. (al-Isra’ (17):88)
1.
Satu golongan ulama
berpendapat Qur’an itu mukjizat dengan balaghah-Nya yang mencapai tingkat
tinggi dan tidak ada bandingannya.
2.
Sebagian yang lain
berpendapat segi kemukjizatan Al Qur’an itu ialah karena mengandung badi’ yang
sangat unik dan berbeda dengan apa yang dikenal dalam perkataan orang Arab.
3.
Golongan yang lain
berpendapat bahwa Al Qur’an itu terletak pada pemberitaannya tentang hal-hal
ghaib yang akan datang yang tidak dapat diketahui kecuali dengan wahyu
4.
Satu golongan berpendapat
Al Qur’an itu mukjizat karena ia mengandung bermacam-macam ilmu hikmah yang
sangat dalam.
Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Segi
Kebahasaan mukjizat alquran .
·
Nada dan langgamnya .
·
2. Singkat dan padat .
·
3. Memuaskan para pemikir
kebanyakan orang .
2. Hukum illahi
yang sempurna
Al Qur’an menggunakan
dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum.
a. Secara global
Persoalan ibadah umumya diterangkan secara global, sedangkan
perinciannya diserahkan kepada para ulama melalui ijtihad.
b. Hukum yang
dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan dengan utang-piutang,
makanan yang halal dan yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan masalah
perkawinan.
3. Gaya bahasa
Gaya bahasa Al Qur’an membuat orang Arab pada saat itu
merasa kagum dan terpesona. Al Qur’an secara tegas menentang semua sastrawan
para orator Arab untuk menandingi ketinggian Al Qur’an baik bahasa maupun
susunannya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka mengalami kesulitan
dan kegagalan dan bahkan mencapat cemoohan dari masyarakat.
Diantara pendusta dan musyrik Arab pada saat itu yang
berusaha untuk menandingi ialah Musailimah Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat
Arab lain pada waktu itu yang ingin menandingi kalam Allah itu, namun selalu
mengalami kegagalan.
4. Berita tentang
hal-hal yang ghaib
5.
Isyarat-isyarat ilmiah
·
Cahaya matahari bersumber
dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan sebagaimana yang dijelaskan
firman Allah berikut:
هُوَ
الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ
لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا
بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ * سورة يونس 5
Artinya : Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya munzilah-munzilah (tempat-tempat) bagi
perjalan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
(Q.S. Yunus (10): 5).
·
Perbedaan sidik jari
manusia
·
Aroma/bau manusia
berbeda-beda
·
Adanya nurani (super ego)
dan bawah sadar manusia
·
Masa penyusuan yang tepat dan
masa kehamilan minimal sebagai wara
·
Kurangnya oksigen pada
ketinggian dapat menyesakkan napas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar